Jumat, 01 April 2011

Fenomena Tangisan Kayu Ajaib, Gegerkan Desa Kapuran, Kecamatan Badegan, Ponorogo

Fenomena alam dan keanehan bermunculan disekitar kita, peristiwa kejadian didunia yang menurut logika kita tidak masuk akal ahir-ahir ini sering muncul di media massa.

Dalam benak kita timbul pertanyaan ada apa dengan semua ini? Salah satu contoh peristiwa adanya pohon kayu yang terbawa arus sungai di Desa Kapuran, Kecamatan Badegan, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur menjadi tontonan warga.

“Kayu Aneh” (ada yang bilang kayu kepuh, atau kayu loh) menurut cerita banyak orang sebenarnya sudah puluhan tahun berada dikali menuju kapuran, awal nya kayu besar itu di Jembatan Keden, Kecamatan Badegan lebih dari lima belas tahunan.

Masyarakat disana tak ada yang berani mengambilnya. Waktu terjadi banjir ikut terbawa arus sampai di Dukuh Krandekan disitu sempat berhenti selama satu bulan , dan sekarang posisi kayu itu tepat berada dibawah jembatan gantung desa Kapuran sebelah timur menancap dibatu padas.

Informasi yang bisa kita himpun pewarta HOKI, batang “kayu aneh” dengan diameter dua meter dan panjang lima belas meter, dengan posisi bonggol batang menancap dibatu padas, dan ujung kayu dibelakang .

Logika umumnya kayu yang terbawa arus sungai biasanya yang didepan “pucuknya” kalau yang terjadi ini sebaliknya “bonggol” ada didepan, dan anehnya juga posisi bonggol masuk ke batu padas seperti dihimpit kanan kiri.

“Saya sendiri sebelumnya juga bermimpi ada ular sangat besar tapi entah itu apa ada kaintaanya apa tidak juga tidak tahu, warga sekitar sini bermimpi kedatangan “kayu aneh” ini hanya mampir dan jangan diambil, berkembang cerita di masyarakat kalau sebenarnya itu adalah jelmaan ular," ujar Mbah Tondho, sesepuh warga Desa Kapuran.

Semakin santernya cerita mistik itu sekarang banyak warga berduyun-duyun bahkan sampai mencarter kendaraan penasaran ingin menyaksikan “kayu aneh” di Desa Kapuran, Kecamatan Badegan, Ponorogo, Jawa Timur.

Sugiarto Kepala Desa Kapuran membenarkan kalau didesanya kedatangan “kayu aneh” sehingga banyak warga yang menyaksikan kelokasi, bahkan ada seseorang yang ingin mengambilnya untuk dibuat tempat ibadah.

"Kami bersama tokoh masyarakat di Kapuran telah sepakat untuk tidak mengambil dan menggunakan “kayu aneh” tersebut, dengan alasan yang tidak bisa kami jelaskan," ujar Sugiarto Kepada pewarta HOKI, Kamis (31/3) tadi.

“Konon menurut cerita orang tua , tempat batu padas yang ditancapi “bonggol kayu aneh” tersebut merupakan tempat mengambil wudu mbah Soleh, yang sekarang makamnya dijadikan tempat wisata budaya dan sering dikunjungi pentakjiah. Kita sepakat bersama warga Kapuran agar “kayu aneh” tetap disitu, namun bila nanti terjadi banjir dan terbawa arus ya kita ikhlaskan,” pungkasnya.

Bukan itu saja, kayu tersebut dikabarkan sering menangis pada malam hari.

“Memang benar kalau malam, kayu itu mengeluarkan suara tangisan,” ujar Somiran, warga setempat kepada pewarta HOKI, Kamis (31/3) tadi. Bahkan makam yang berada di dekat kayu aneh tersebut rutin didatangi pejabat teras Ponorogo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...